MEREMAJAKAN REMAJA DALAM
PROSES KONSELING
Nur
Nena Aminah
Abstrak
Permasalahan yang
dihadapi remaja membutuhkan pengarahan dan pembaharuan untuk kembali pada jalan
yang normatif. Meremajakan remaja merupakan proses untuk membentuk remaja seutuhnya
sesuai dengan kondisi yang seharusnya dan sesuai dengan keinginan mereka. Untuk itu, diperlukan batasan usia remaja
agar lebih mengetahui tugas perkembangan remaja. Batasan usia yang diambil
penulis,
yaitu dari usia 12-21 tahun
yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni remaja
awal, remaja tengah,
dan remaja akhir.
Masalah yang dihadapi
remaja klimaksnya ketika remaja mengalami pubertas sehingga terjadi perubahan
fisik yang signifikan dan hal itu sangat
mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Cara
sederhana namun
bermakna yang dapat
dilakukan oleh pendidik
atau konselor,
yaitu dengan mendengarkan apa yang ingin remaja ceritakan, cukup dengarkan, biarkan mereka mengeluarkan beban
atau keluhannya sampai mereka benar-benar tenang dan stabil emosinya. Kemudian, ajaklah
remaja berdiskusi dengan pikiran yang tenang dan berikan pandangan-pandangan yang
dapat menjadi bahan pertimbangan sehingga remajalah yang akan memutuskan sendiri
jalan keluar dari
permaslahan yang dihadapinya. Selain itu, pendidik atau orang tua harus
mengetahui berbagai emosi yang dialami remaja agar tidak terjadi kesalahan
dalam memberikan solusi atau saran.
Kata
kunci: usia remaja, tugas perkembangan, masalah yang dihadapi
dan cara meremajakan remaja.
A. Pendahuluan
Begitu banyak permasalahan yang dihadapi remaja yang
kompleks dan beragam. Tentunya perlu penangan khusus yang sesuai dengan kondisi
remaja saat itu. Pemahaman tentang remaja akan memudahkan pendidik(orang tua,
konselor, atau orang dewasa) dalam membantu remaja(peserta didik) untuk mengambil
keputusan yang sehat dan rasional.
Banyak sekali yang harus diketahui oleh pendidik atau konselor
tentang remaja agar selaras dengan apa yang diinginkan remaja. Pendidik perlu
mengetahui perkembangan peserta didik atau remaja, yaitu tugas perkembangannya,
masalah yang dihadapi pada usia remaja, perkembangan psikis dan fisik,
perkembangan kesehatan, emosi, dan lain sebagainya.
Penanganan yang salah pada remaja dalam proses konseling
akan mengakibatkan emosi remaja tidak stabil terkadang remaja akan melakukan
kegiatan atau hal yang buruk sebagai pelampiasan atas ketidakpuasaan jawaban yang
didapatkannya. Seharusnya solusi permasalahannya harus searah dengan kebutuhan
remaja dan bersifat positif sehingga penyimpangan-penyimpangan sosial tidak
akan mendominasi kejahatan yang sebagian besar dilakukan oleh remaja pada usia
yang produktif.
B. Isi
1.
Usia
Remaja dan Tugas Perkembangannya
Banyak sekali para
ahli yang mendefinisikan usia remaja, tetapi itu tidak memberikan perbedaan
yang berarti, perbedaannya terletak pada akhir usia remaja. Agar lebih fokus
dalam mengkaji masalah remaja penulis mengambil salah satu pendapat ahli
mengenai batasan usia remaja.
1.
Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada
masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan
intelektual yang sangat intensif sehingga minat remaja pada dunia luar sangat
besar. Pada
saat ini remaja tidak mau dianggap kremaja-kremajaan lagi, tetapi mereka belum
bisa meninggalkan pola keremaja-remajaannya. Selain itu, pada masa ini remaja sering merasa
sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2.
Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih keremaja-remajaan
tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian
dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja
mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap
pemikiran filosofis dan etis.
Dari
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini
mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri
pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian
terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu, pada masa ini remaja menemukan diri
sendiri atau jati dirnya.
3.
Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja
sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari
tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu
pola yang jelas yang baru ditemukannya.
Tugas Perkembangan Remaja
Pada usia remaja ada beberapa tugas
perkembangan yang harus dicapainya dengan baik agar membawa pengaruh yang baik
pula di perkembangan yang selanjutnya.
Menurut
Havighurst(dalam Itharsartika,tanpa tahun) tugas-tugas perkembangan seorang
remaja adalah sebagai berikut:
1. menerima keadaan fisik dirinya
sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif;
2.
mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya;
3.
mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang
antara lawan jenis yang sebaya;
4.
dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminim;
5.
berperilaku sosial yang bertanggung jawab;
6.
mempersiapkan diri untuk memiliki karier atau pekerjaan yang
mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial;
7.
mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga;
8.
memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
2.
Permasalahan
yang Dihadapi Remaja
Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang
dialami oleh remaja, yaitu:
1.
Permasalahan
Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh
remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Seringkali perubahan yang dialami
remaja mengakibatkan ketidakpuasan dengan fisik ideal yang diiinginkan. Hal ini
menyebabkan remaja mengalami stres, tidak percaya diri, atau bahkan rendah
diri. Jika dibiarkan, hal ini dapat berakibat buruk pada kondisi psikisnya dan
memberikan pengaruh buruk di masa depannya.
2.
Permasalahan
Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan yang berbahaya dan termasuk tindak
pidana yaitu penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang yang akhir-akhir ini
sangat memperihatinkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan penyimpangan ini,
yaitu tidak berjalannya fungsi keluarga, pengaruh dari lingkungan yang negatif,
dan kurangnya kesadaran beragama. Santrock(2003) menemukan beberapa alasan
mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan
rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk
kompensasi.
Permasalahan lainnya yang dihadapi remaja menurut Asrori (2006) yaitu:
1. pengaruh sosial dan interpersonal meliputi
kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol, dan dorongan.
Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian, dan
perpisahan orang tua;
2. pengaruh budaya dan tata krama meliputi
memandang pengggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas
standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan
hedonis, dan lain sebagainya;
3. pengaruh interpersonal meliputi
kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus eksternal,
rendahnya harga diri, dan kemampuan yang buruk;
4. cinta dan hubungan heteroseksual;
5. permasalahan seksual;
6. hubungan remaja dengan ke-dua orang tua;
7. permasalahan moral, nilai, dan agama.
3.
Meremajakan
Remaja Sesuai dengan Apa yang Diiinginkan Remaja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah meremajakan
yaitu memudakan, memperbaharui, dan proses, sedangkan remaja itu sendiri
artinya mulai dewasa, muda, dan pemuda. Jadi meremajakan remaja artinya
memperbaharui atau proses untuk menjadi pemuda.
Apa yang
sebenarnya diinginkan oleh remaja?
Menurut Syamsu
Yusuf (2011:184) “Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang
sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik(seksual)
sehingga mampu bereproduksi”. Dalam perubahan menuju matangnya organ-organ
reproduksi terjadi penyesuaian perilaku atau perubahan psikis yang harus
dikontrol dan diarahkan pada hal yang positif.
Kita sering
bertanya-tanya untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh remaja sehingga kita
dapat memberikan penanganan yang tepat, kreatif, dan memandirikan. Untuk itu,
kita harus memahami perilaku dan pemikiran mereka agar remaja dapat terbuka dan
kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan.
Dalam proses
konseling kunci utama dalam memahami perilaku dan pemikiran konseli atau remaja,
yaitu terletak pada emosi mereka. Karena, jika emosi negatif menguasai akal
pikiran mereka maka tindakan yang mereka lakukan lebih cenderung ke arah yang
salah atau merugikan banyak orang atau dirinya sendiri dan mereka akan susah
menerima saran dari orang lain.
Emosi negatif pada remaja sering tidak dapat dikontrol
jika tersinggung sedikit saja akan sulit untuk dikendalikan. Remaja sering kali
merasa kesepian, hampa, butuh kasih
sayang dari orang di lingkungan sekitarnya, dan
butuh tempat untuk berbagi atas permasalahan yang dihadapinya.
Permasalahan akibat dari pubertas yaitu mulai menyukai lawan jenis hendaknya
itu mendapat bimbingan dari konselor atau pendidik, khususnya orang tua. Namun,
perbedaan umur antara orang tua dengan remaja mengakibatkan perbedaan prinsip
dan keinginan sehingga remaja lebih percaya kepada orang lain atau temannya
untuk berbagi cerita. Dan di saat itulah jika saran dari temannya buruk maka
kemungkinan remaja akan melakukan apa yang disarankan temannya, karena
lingkungan(pergaulan teman sebaya) sangat mempengaruhi pola pikir remaja. Jika
orang tua dan remajanya tidak ada komunikasi secara intens atau terbuka maka
orang tua tidak akan mengetahui permasalahan yang dialami remaja, penyimpangan
atau kejahatan yang dilakukan remajanya, bahkan orang tua tidak dapat
menyelesaikan permasalahan remaja.
Penyesalan di akhir ketika melihat remajanya melakukan
penyimpangan sosial seperti merokok, bolos sekolah, pacaran yang melebihi batas
norma, dan rasa ingin tahu pada hal yang belum dilakukannya, karena minimnya
informasi yang Ia peroleh, menggunakan narkoba, tawuran, pembunuhan,
pemerkosaan, stres, rendahnya prestasi karena gagal dalam percintaan sehingga
konsentrasi belajar terganggu, dan penyimpangan lainnya yang banyak dilakukan
remaja.
Menurut
Wibowo(tanpa tahun) cara sederhana yang dapat digunakan dalam meremajakan remaja
dalam proses konseling yang sederhana namun bermakna dan diinginkan remaja
adalah:
1.
dengarkan mereka 100%, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang, kemudian berikan perhatian dan
pengakuan;
Terkadang
yang dibutuhkan remaja hanya didengarkan saja tidak selalu
dengan solusinya. Hanya memberikan perhatian 100% agar remaja mau terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan.
Hanya dengan berkata “hmm.. baik, begitu ya.. lalu..”. Walau nampaknya sederhana, jujur ini sulit bagi kita orangtua
yang terbiasa mau ambil jalur cepat alias memberikan solusi dan menyelesaikan
masalah. Ketika hal itu kita lakukan remaja akan menutup diri dan menghindar dari berbicara dengan kita. Remaja hanya akan menyatakan pikiran dan perasaan yang
sejujurnya ketika mereka merasa
nyaman tanpa takut dihakimi.
Ketika
kita biarkan remaja mengungkap emosi dari apa yang
ia rasakan dan keluhan atau beban yang dipendam membuat remaja dapat berpikir dengan
bebas(saat kita ada untuk memberi dukungan emosional). Dengan begitu, diharapkan mereka dapat tenang
dan emosinya menjadi stabil sehingga dapat berpikir rasional dengan pikiran
yang sehat dan saran pun dapat diterima dengan terbuka, bahkan dipertimbangkan
sebagai solusi dalam membuat keputusan dari permasalahan yang dihadapinya.
Perlu
bagi konselor untuk
mempelajari makna dari emosi dalam proses konseling, karena ini penting
bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi remaja atau konseli dan mengerti dengan
pasti apa yang mereka rasakan. Dengan
begitu, kita dapat bertindak yang tepat sesuai kondisi emosi yang terlihat agar
remaja menjadi nyaman untuk berbagi cerita dan lebih mudah dalam menerima saran
orang lain.
1. marah, yaitu merasakan adanya ketidakadilan;
2. rasa bersalah, yaitu kita merasa tidak adil terhadap orang lain;
3. takut,
yaitu kita
diharapkan dapat mengantisipasi
karena sesuatu yang tak diinginkan bisa saja terjadi;
4. frustrasi, yaitu melakukan
sesuatu berulang-ulang
dan hasilnya tak sesuai harapan artinya kita harus cara yang lain;
5. kecewa, yaitu apa
yang diinginkan tidak bisa terwujud;
6. sedih,
yaitu
kehilangan sesuatu yang dirasa berharga;
7. kesepian, yaitu
kebutuhan akan relasi yang bermakna bukan
hanya sekedar berteman;
8. rasa tidak mampu
yaitu
kebutuhan untuk belajar sesuatu karena
ada sesuatu yang tak bisa dilakukan dengan baik;
9. rasa bosan, yaitu kebutuhan
untuk bertumbuh dan mendapatkan tantangan baru;
10. stress,
yaitu sesuatu yang terlalu menyakitkan dan
harus segera dihentikan;
11. depresi, yaitu sesuatu
yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan dan disembuhkan.
Dengan turut mengerti perasaan emosi remaja dan membiarkan menemukan solusi
masalahnya sendiri dalam proses
konseling maka remaja akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh
rasa percaya diri di lingkungan yang menghargai remaja. Dan berikutnya akan mudah bagi remaja untuk terbuka terhadap
orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orang tua dan remaja akan terbentuk dengan baik. Dengan begitu, penyimpangan atau permasalahan
yang dihadapi remaja dapat diminimalisir atau diselesaikan dengan cara yang baik.
C. Penutup
Remaja dalam menghadapi masalahnya membutuhkan kasih
sayang orang lain di lingkungan sekitarnya. Mereka ingin dimengerti bukan
diberikan solusi tanpa memberikan kesempatan mereka untuk berbicara dan
mengungkapkan apa yang menjadi beban pikiran mereka. Diharapkan dengan cara itu
dapat membantu konselor dalam proses konseling untuk memahami remaja sehingga mereka
akan merasa dihargai dan berarti. Kita tentunya mengharapkan remaja dapat terbuka
dengan permasalahannya, dapat mengendalikan emosinya, dan dapat membuat
keputusan yang tepat atas pertimbangan atau saran yang telah diterima.
D. Daftar
Pustaka
Admin.2010.Batasan Usia Remaja.[Online].Tersedia http://belajarpsikologi.com /batasan-usia-remaja/[27 November 2012].
Itharsartika.(tanpa tahun).
Tugas Perkembangan masa kremaja-kremajaan, Remaja, Remaja dan Dewasa.Tersedia: http://ithasartika91.blogspot.com /2011/02/tugas-perkembangan-masa-kremaja-kremaja.html[26 November 2012].
Asrori, Adbi.2006.Psikologi
Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya. .[Online].Tersedia http://netsains.net/2009/04/psikologi-remajakarakteristik-dan-permasalahannya/[26
November 2012].
Rini, Jacinta.2010.Remaja Mencari Solusi.[Online].Tersedia http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=638[26 November 2012].
Yusuf
LN., M.Pd.,Dr. H. Syamsu.2011.Psikologi Perkembanagan Remaja dan
Remaja.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.
Wibowo,
Thimoty.(tanpa tahun).Cara Terbaik
Memahami Remaja.[Online]. Tersedia: http://www.pendidikankarakter.com/cara-terbaik-memahami-remaja/[25 November 2012].