Translate

Jumat, 01 Februari 2013

jurnal tentang remaja



MEREMAJAKAN REMAJA DALAM PROSES KONSELING
Nur Nena Aminah


Abstrak

Permasalahan yang dihadapi remaja membutuhkan pengarahan dan pembaharuan untuk kembali pada jalan yang normatif. Meremajakan remaja merupakan proses untuk membentuk remaja seutuhnya sesuai dengan kondisi yang seharusnya dan sesuai dengan keinginan mereka.  Untuk itu, diperlukan batasan usia remaja agar lebih mengetahui tugas perkembangan remaja. Batasan usia yang diambil penulis, yaitu dari usia 12-21 tahun yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir.
Masalah yang dihadapi remaja klimaksnya ketika remaja mengalami pubertas sehingga terjadi perubahan fisik yang signifikan dan hal itu sangat mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Cara sederhana namun bermakna yang dapat dilakukan oleh pendidik atau konselor, yaitu dengan mendengarkan apa yang ingin remaja ceritakan, cukup dengarkan, biarkan mereka mengeluarkan beban atau keluhannya sampai mereka benar-benar tenang dan stabil emosinya. Kemudian, ajaklah remaja berdiskusi dengan pikiran yang tenang dan berikan pandangan-pandangan yang dapat menjadi bahan pertimbangan  sehingga remajalah yang akan memutuskan sendiri jalan keluar dari permaslahan yang dihadapinya. Selain itu, pendidik atau orang tua harus mengetahui berbagai emosi yang dialami remaja agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan solusi atau saran.


Kata kunci: usia remaja, tugas perkembangan, masalah yang dihadapi dan cara meremajakan remaja.

A.    Pendahuluan
Begitu banyak permasalahan yang dihadapi remaja yang kompleks dan beragam. Tentunya perlu penangan khusus yang sesuai dengan kondisi remaja saat itu. Pemahaman tentang remaja akan memudahkan pendidik(orang tua, konselor, atau orang dewasa) dalam membantu remaja(peserta didik) untuk mengambil keputusan yang sehat dan rasional.
Banyak sekali yang harus diketahui oleh pendidik atau konselor tentang remaja agar selaras dengan apa yang diinginkan remaja. Pendidik perlu mengetahui perkembangan peserta didik atau remaja, yaitu tugas perkembangannya, masalah yang dihadapi pada usia remaja, perkembangan psikis dan fisik, perkembangan kesehatan, emosi, dan lain sebagainya.
Penanganan yang salah pada remaja dalam proses konseling akan mengakibatkan emosi remaja tidak stabil terkadang remaja akan melakukan kegiatan atau hal yang buruk sebagai pelampiasan atas ketidakpuasaan jawaban yang didapatkannya. Seharusnya solusi permasalahannya harus searah dengan kebutuhan remaja dan bersifat positif sehingga penyimpangan-penyimpangan sosial tidak akan mendominasi kejahatan yang sebagian besar dilakukan oleh remaja pada usia yang produktif.

B.     Isi
1.      Usia Remaja dan Tugas Perkembangannya
Banyak sekali para ahli yang mendefinisikan usia remaja, tetapi itu tidak memberikan perbedaan yang berarti, perbedaannya terletak pada akhir usia remaja. Agar lebih fokus dalam mengkaji masalah remaja penulis mengambil salah satu pendapat ahli mengenai batasan usia remaja.
Batasan usia remaja menurut Kartono (dalam Admin, 2010), dibagi tiga yaitu :
1.      Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat remaja pada dunia luar sangat besar. Pada saat ini remaja tidak mau dianggap kremaja-kremajaan lagi, tetapi mereka belum bisa meninggalkan pola keremaja-remajaannya. Selain itu, pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2.      Remaja Pertengahan  (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih keremaja-remajaan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis.
Dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu, pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.
3.      Remaja Akhir  (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

Tugas Perkembangan Remaja
 Pada usia remaja ada beberapa tugas perkembangan yang harus dicapainya dengan baik agar membawa pengaruh yang baik pula di perkembangan yang selanjutnya.
Menurut Havighurst(dalam Itharsartika,tanpa tahun) tugas-tugas perkembangan seorang remaja adalah sebagai berikut:
1.      menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif;
2.      mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya;
3.      mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang antara lawan jenis yang sebaya;
4.      dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminim;
5.      berperilaku sosial yang bertanggung jawab;
6.      mempersiapkan diri untuk memiliki karier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial;
7.      mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga;
8.      memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.

2.      Permasalahan yang Dihadapi Remaja
Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja, yaitu:
1.      Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Seringkali perubahan yang dialami remaja mengakibatkan ketidakpuasan dengan fisik ideal yang diiinginkan. Hal ini menyebabkan remaja mengalami stres, tidak percaya diri, atau bahkan rendah diri. Jika dibiarkan, hal ini dapat berakibat buruk pada kondisi psikisnya dan memberikan pengaruh buruk di masa depannya.
2.      Permasalahan Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan yang berbahaya dan termasuk tindak pidana yaitu penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang yang akhir-akhir ini sangat memperihatinkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan penyimpangan ini, yaitu tidak berjalannya fungsi keluarga, pengaruh dari lingkungan yang negatif, dan kurangnya kesadaran beragama. Santrock(2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
Permasalahan lainnya yang dihadapi remaja menurut Asrori (2006) yaitu:
1.      pengaruh sosial dan interpersonal meliputi kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol, dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian, dan perpisahan orang tua;
2.      pengaruh budaya dan tata krama meliputi memandang pengggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dan lain sebagainya;
3.      pengaruh interpersonal meliputi kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus eksternal, rendahnya harga diri, dan kemampuan yang buruk;
4.      cinta dan hubungan heteroseksual;
5.      permasalahan seksual;
6.      hubungan remaja dengan ke-dua orang tua;
7.      permasalahan moral, nilai, dan agama.
3.      Meremajakan Remaja Sesuai dengan Apa yang Diiinginkan Remaja
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah meremajakan yaitu memudakan, memperbaharui, dan proses, sedangkan remaja itu sendiri artinya mulai dewasa, muda, dan pemuda. Jadi meremajakan remaja artinya memperbaharui atau proses untuk menjadi pemuda.

Apa yang sebenarnya diinginkan oleh remaja?
Menurut Syamsu Yusuf (2011:184) “Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik(seksual) sehingga mampu bereproduksi”. Dalam perubahan menuju matangnya organ-organ reproduksi terjadi penyesuaian perilaku atau perubahan psikis yang harus dikontrol dan diarahkan pada hal yang positif.
Kita sering bertanya-tanya untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh remaja sehingga kita dapat memberikan penanganan yang tepat, kreatif, dan memandirikan. Untuk itu, kita harus memahami perilaku dan pemikiran mereka agar remaja dapat terbuka dan kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan.
Dalam proses konseling kunci utama dalam memahami perilaku dan pemikiran konseli atau remaja, yaitu terletak pada emosi mereka. Karena, jika emosi negatif menguasai akal pikiran mereka maka tindakan yang mereka lakukan lebih cenderung ke arah yang salah atau merugikan banyak orang atau dirinya sendiri dan mereka akan susah menerima saran dari orang lain.
Emosi negatif pada remaja sering tidak dapat dikontrol jika tersinggung sedikit saja akan sulit untuk dikendalikan. Remaja sering kali merasa kesepian, hampa, butuh  kasih sayang dari orang di lingkungan sekitarnya, dan  butuh tempat untuk berbagi atas permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan akibat dari pubertas yaitu mulai menyukai lawan jenis hendaknya itu mendapat bimbingan dari konselor atau pendidik, khususnya orang tua. Namun, perbedaan umur antara orang tua dengan remaja mengakibatkan perbedaan prinsip dan keinginan sehingga remaja lebih percaya kepada orang lain atau temannya untuk berbagi cerita. Dan di saat itulah jika saran dari temannya buruk maka kemungkinan remaja akan melakukan apa yang disarankan temannya, karena lingkungan(pergaulan teman sebaya) sangat mempengaruhi pola pikir remaja. Jika orang tua dan remajanya tidak ada komunikasi secara intens atau terbuka maka orang tua tidak akan mengetahui permasalahan yang dialami remaja, penyimpangan atau kejahatan yang dilakukan remajanya, bahkan orang tua tidak dapat menyelesaikan permasalahan remaja.
Penyesalan di akhir ketika melihat remajanya melakukan penyimpangan sosial seperti merokok, bolos sekolah, pacaran yang melebihi batas norma, dan rasa ingin tahu pada hal yang belum dilakukannya, karena minimnya informasi yang Ia peroleh, menggunakan narkoba, tawuran, pembunuhan, pemerkosaan, stres, rendahnya prestasi karena gagal dalam percintaan sehingga konsentrasi belajar terganggu, dan penyimpangan lainnya yang banyak dilakukan remaja.
Menurut Wibowo(tanpa tahun) cara sederhana yang dapat digunakan dalam meremajakan remaja dalam proses konseling yang sederhana namun bermakna dan diinginkan remaja adalah:
1.      dengarkan mereka 100%, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang, kemudian berikan perhatian dan pengakuan;
Terkadang yang dibutuhkan remaja hanya didengarkan saja tidak selalu dengan solusinya. Hanya memberikan  perhatian 100%  agar remaja mau terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan. Hanya dengan berkata “hmm.. baik, begitu ya.. lalu..”. Walau nampaknya sederhana, jujur ini sulit bagi kita orangtua yang terbiasa mau ambil jalur cepat alias memberikan solusi dan menyelesaikan masalah. Ketika hal itu kita lakukan remaja akan menutup diri dan menghindar dari berbicara dengan kita. Remaja hanya akan menyatakan pikiran dan perasaan yang sejujurnya ketika mereka merasa nyaman tanpa takut dihakimi.
Ketika kita biarkan remaja mengungkap emosi dari apa yang ia rasakan dan keluhan atau beban yang dipendam membuat remaja dapat berpikir dengan bebas(saat kita ada untuk memberi dukungan emosional). Dengan begitu, diharapkan mereka dapat tenang dan emosinya menjadi stabil sehingga dapat berpikir rasional dengan pikiran yang sehat dan saran pun dapat diterima dengan terbuka, bahkan dipertimbangkan sebagai solusi dalam membuat keputusan dari permasalahan yang dihadapinya.
2.      mengenali dan mengambarkan emosi;
Perlu bagi konselor untuk mempelajari makna dari emosi dalam proses konseling, karena ini penting bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi remaja atau konseli dan mengerti dengan pasti apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, kita dapat bertindak yang tepat sesuai kondisi emosi yang terlihat agar remaja menjadi nyaman untuk berbagi cerita dan lebih mudah dalam menerima saran orang lain.
Menurut Wibowo(tanpa tahun) nama emosi dan maknanya yang umumnya dialami oleh manusia, yaitu:
1.    marah, yaitu merasakan adanya ketidakadilan;
2.    rasa bersalah, yaitu kita merasa tidak adil terhadap orang lain;
3.    takut, yaitu kita diharapkan dapat mengantisipasi karena sesuatu yang tak diinginkan bisa saja terjadi;
4.    frustrasi, yaitu melakukan sesuatu berulang-ulang dan hasilnya tak sesuai harapan artinya kita harus cara yang lain;
5.    kecewa, yaitu apa yang diinginkan tidak bisa terwujud;
6.    sedih, yaitu kehilangan sesuatu yang dirasa berharga;
7.    kesepian, yaitu kebutuhan akan relasi yang bermakna bukan hanya sekedar berteman;
8.    rasa tidak mampu yaitu kebutuhan untuk belajar sesuatu karena ada sesuatu yang tak bisa dilakukan dengan baik;
9.    rasa bosan, yaitu kebutuhan untuk bertumbuh dan mendapatkan tantangan baru;
10.     stress, yaitu sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan;
11.     depresi, yaitu sesuatu yang terlalu menyakitkan dan harus segera dihentikan dan disembuhkan.
Dengan turut mengerti perasaan emosi remaja dan membiarkan menemukan solusi masalahnya sendiri dalam proses konseling maka remaja akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh rasa percaya diri di lingkungan yang menghargai remaja. Dan berikutnya akan mudah bagi remaja untuk terbuka terhadap orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orang tua dan remaja akan terbentuk dengan baik. Dengan begitu, penyimpangan atau permasalahan yang dihadapi remaja dapat diminimalisir atau diselesaikan dengan  cara yang baik.
C.    Penutup
Remaja dalam menghadapi masalahnya membutuhkan kasih sayang orang lain di lingkungan sekitarnya. Mereka ingin dimengerti bukan diberikan solusi tanpa memberikan kesempatan mereka untuk berbicara dan mengungkapkan apa yang menjadi beban pikiran mereka. Diharapkan dengan cara itu dapat membantu konselor dalam proses konseling untuk memahami remaja sehingga mereka akan merasa dihargai dan berarti. Kita tentunya mengharapkan remaja dapat terbuka dengan permasalahannya, dapat mengendalikan emosinya, dan dapat membuat keputusan yang tepat atas pertimbangan atau saran yang telah diterima.

D.    Daftar Pustaka
Admin.2010.Batasan Usia Remaja.[Online].Tersedia http://belajarpsikologi.com /batasan-usia-remaja/[27 November 2012].
Itharsartika.(tanpa tahun). Tugas Perkembangan masa kremaja-kremajaan, Remaja, Remaja dan  Dewasa.Tersedia: http://ithasartika91.blogspot.com /2011/02/tugas-perkembangan-masa-kremaja-kremaja.html[26 November 2012].
Asrori, Adbi.2006.Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya. .[Online].Tersedia  http://netsains.net/2009/04/psikologi-remajakarakteristik-dan-permasalahannya/[26 November 2012].
Rini, Jacinta.2010.Remaja Mencari Solusi.[Online].Tersedia http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=638[26 November 2012].
Yusuf LN., M.Pd.,Dr. H. Syamsu.2011.Psikologi Perkembanagan Remaja dan Remaja.Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA.
Wibowo, Thimoty.(tanpa tahun).Cara Terbaik Memahami Remaja.[Online]. Tersedia:  http://www.pendidikankarakter.com/cara-terbaik-memahami-remaja/[25 November 2012].